
Pada tgl.28 - 29 Juli 2011 Fahutan UGM telah menyelenggarakan workshop mengenai Kemitraan antara Pemerintah dengan Swasta dalam memanfaatkan kawasan konservasi. Keemitraan ini mereka sebut dengan istilah GREEN PARTNERSHIP. Workshop diselenggarakan dengan sponsorbeberapa perusahaan seperti APP, Perhutani, Antam, Yayasan Sarana Wana Jaya dll bertempat di hotel Hyat Regency Jogyakarta.
Kawasan konservasi- khususnya hutan - diyakini mempunyai berbagai potensi, termasuk ekonomi, yang sangat bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa, termasuk kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan yang bersangkutan. Memang pada tahun belakangan telah terjadi pergeseran paradigma dalam pengelolaan kawasan konservasi dari penjagaan dan perlindungan (saja) ke pengelolaan yang multi fungsi, yaitu penggalian segala potensi dari kawasannya. Pergeseran paradigma ini juga didorong oleh salah satu butir yang diingatkan dalam hasil Musawarah Nasional (MUNAS) Perhimpunan Pensiunan Kehutanan (HPK) dalam bulan Oktober 2008 lalu bahwa Konservasi janganlah hanya untuk Konservasi semata, tetapi Konservasi haruslah untuk Kesejahteraan Masyarakat.
Workshop dimulai dengan talkshow berisi paparan beberapa nara sumber seperti Ir. Darori, Direktur Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam yang menjelaskan adanya paradigma baru dalam pengeloaan kawasan konservasi yang dikemukakan diatas, Bp. Herman Khaeron, Wakil Komisi IV DPR-RI yang menerangkan perlunya diciptakan legislasi yang menunjang paradigma baru tersebut. Prof. Dr. Chafid Fadeli MS dari UGM mengemukakan perlunya kebijakan yang didasari dengan kajian ilmiah - jangan atas dasar kebutuhan sesaat - agar dapat bertahan secara berkesinambungan, diakhiri oleh paparan Dr. David Makes, CEO Sustainable Management mengenai Perspektif Swasta tentang Kemitraan Pengelolaan yang intinya memerlukan adanya kepastian berusaha. Ketidak-pastian yang akhir2 ini banyak dikeluhkan para pengusaha swasta memang dirasakan menjadi hambatan dalam melakukan kegiatan produktif.
Dalam workshop ini Prof.Dr.Ir. Hadi S. Alikodra dari IPB-WWF Indonesia menguraikan Prospek Ekonomi Taman Nasional di Indonesia, sedang beberapa pelaku usaha yaitu PT. Pertamina Geothermal Energy, PT APP dan PT Duta Indonesia Jaya mempresentasikan apa yang telah mereka perbuat di kawasan konservasi. PT Pertamina GE telah ...(dst PT2 yg lain uraikan secara singkat!).
Hari kedua diawali dengan sebuah Talk Show lagi membahas Model Kemitraan Pemerintah - Swasta. Pemapar pada sesi ini adalah Dr. Jatna Supriatna MSc dari Univ.Indonesia mengenai kerangka Kemitraan, Ir. Sustyo Iriyono, M.Si. dari Taman Nasional Komodo mengenai kerjasama dengan NGO, Bp. Yulianus Sunarto dari Sustainable Management mengenai Taman Nasional Gn. Halimun dan Bp. H. Aang Hamid Suganda S.Sos Bupati Kabupaten Kuningan memaparkan Peran Pemerintah Daerah dalam mendorong Green Partnership di Taman Nasional Gn. Ciremai.
Talk show tersebut ditutup dengan Business and Solution Meetings dengan mengambil thema :
A. Keuangan, Perpajakan dan Komersialisasi.
B. Investasi dan Kelembagaan.
Thema A menghadirkan nara sumber :
1. H. Aang Hamid Suganda, S. Sos.
2. Dr. Budi Riyanto, SH.
3. Kunto Laksito, KepalaSeksi Peraturan PPh Badan II.
4. Dr. Jatna Supriatna,M.Sc.
sedang Thema B menghadirkan nara sumber :
1. Ir.I Made Subadia Gelgel,M.Sc, Staf Ahli Menhut.
2. H. Aang Hamid,S. Sos.
3. Ir. Wiratno, M.Sc.
Setelah melalui pembahasan dan perdebatan akhirnya Work Shop ditutup dengan menelurkan Rekomendasi yang berikut. : (Sayang S.C. sampai tgl 10 Des 2011 belum menyampaikannya untuk diketahui. Jadi tulisan ini terpaksa saya punggah saja. Bila nanti diperoleh naskahnya, maka akan saya susulkan.
No comments:
Post a Comment