Tuesday, July 2, 2013

Penyakit Menahun Perbaikan Jalur Pantura.

Demikian kritik para Pengamat Pembangunan dan Media yang dimuat a.l. di Media Indonesia tgl.5 Juli 2013. Kritik mempertanyakan mengapa pemeliharaan jalan pantura tidak pernah selesai. Memang pada kenyataannya demikian. Sejak tahun 70-an dimana ditempat2 ruas yang diperbaiki anak2 kampung disitu selalu berjajar ditepi jalan meminta2 dengan kata2 "kasiih, kasiih", sampai sekarang  yang sudah ganti dasawarsa masih terus ada perbaikan. Dikatakan "bak orang lapar yang tak pernah kenyang walau disuapi makanan terus menerus setiap tahun".. Selama 4 tahun terakhir Pemerintah sudah menghabiskan dana Rp 4,68 T dan tahun 2013 ini Rp 1,28 T untuk perbaikan/pemeliharaan jalan yg panjangnya 1.341 km itu. Sayangnya, katanya lagi, dari dana sebanyak itu hanya sebagian kecil yang digunakan untuk membangun jalan baru. Pembangunan jalan baru rata2 hanya 20 km setahun. Kenyataan lain yang menyedihkan bagi pengguna jalan Pantura adalah keharusan mengantre yang kadang2 sampai berjam-jam di ruas yang sedang diperbaiki. Diberikan contoh bahwa : Jakarta - Tegal yang biasanya ditempuh dalam 5 - 7 jam, kini menjadi 12 jam. Akibat selanjutnya disamping ketidak-nyamanan tentunya kehilangan waktu produktif, naiknya biaya angkutan secara nasional dan naiknya pengunaan BBM secara nasional. Itu semua adalah kerugian atau pemborosan nasional.
Selama hal demikian belum dapat diatasi, sulit bagi Indonesia kita ini untuk menang bersaing dibanyak bidang kehidupan dengan negara lain.
Apakah ada pengaruh para kontraktor jalan dalam "melestarikan" proyek jalan ini ??? Kita juga  belum sentuh kemungkinan kebocoran anggaran negara disitu yang kurang mungkin kalau tidak ada. Memang KPK belum menyentuh ranah ini. Baik juga kita usulkan untuk diprogramkan oleh KPK!!!
Kita lihat saja perkembangannya. Wsal.

No comments:

Post a Comment